Hari itu hujan turun dengan derasnya.Seorang gadis yang bernama "Ciel" (nama samaran) tengah terduduk lesu disamping jendela.Tatapanya kosong,seperti orang yang kesurupan. Di bolak-balik buku diary kesayangannya,diary yang berisi penuh akan kesedihanya.
Dimulai dari lembar pertama,
Ciel berkeluh kesah akan kondisi keluarganya. Dia sudah tak tahan hidup ditengah-tengah keluarganya yang sudah tidak harmonis lagi. Berkali-kali dia mencoba untuk menahan tangisanya di dalam kamar sendirian. Yang dia tangisi bukan karena dia menyesal telah lahir di tengah-tengah keluarga itu,melainkan dia menyesali akan dirinya yang lemah di dalam penderitaan yang sedang ia alami. Orang tuanya telah memutuskan untuk bercerai.
Cerai.Kata yang sudah tidak asing lagi. Cerai adalah dimana dua orang yang dulu bersatu, sekarang berpisah. Ciel berkali-kali menghela nafasnya. Mata nya yang dulu memancarkan kebahagiaan,kini berubah sayup redup bagaikan rembulan yang tertutup awan. Perceraian ini dimulai saat ayahnya mulai selingkuh dengan wanita lain.
Lembaran kedua.
Ciel mulai tambah kelihatan murung. Ayahnya yang dulu penuh kehangatan, sekarang berubah menjadi monster yang berdiri kokoh di hadapanya.Ayahnya memarahinya karena Ciel membatah ayahnya. Ciel merasa muak dengan perlakuan ayahnya pada ibunya. Ayah Ciel pernah nekat pulang bersama seorang wanita didalam mobil.Ciel muak dengan itu semua.
Kini Ciel sudah berusia 19 tahun. Dia masih sangat terpukul dengan perbuatan ayahnya yang kini sudah menikah lagi dengan wanita lain. Ciel kini sudah dewasa. Dia bisa mengambil sebuah tindakan tanpa harus bergantung pada orang lain lagi.
Lembaran ketiga.
Saat ini Ciel sudah kuliah disebuah Universitas di Yogyakarta.Dia tampak lebih tegar dan kuat. Dia sudah menyadari apa yang harus dia lakukan agar dia terbebas dari penderitaan keluarganya itu. Dia sudah bukan anak kecil lagi.Namun, kini bertambah lagi masalahnya.
To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar